Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar fenomena dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu:
- Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
- Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
- Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
- Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian
Bentuk Rumusan Permasalahan
- bentuk satu pertanyaan (question)
- bentuk satu pertanyaan umum disusul oleh beberapa pertanyaan yang spesifik
- bentuk satu penyataan (statement) disusul oleh beberapa pertanyaan (question)
- bentuk hipotesis; dan bentuk pernyataan umum disusul oleh beberapa hipotesis
- Identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah
- Penelaahan kepustakaan
- Penyusunan hipotesis
- Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variabel-variabel
- Pemilihan atau pengembangan alat-alat pengambilan data
- Penyusunan rancangan penelitian
- Penentuan sampel
- Pengumpulan data
- Pemecahan dan analisis data
- Interpretasi hasil analisis
- Penyusunan laporan
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi sifat yang dapat dinyatakan dengan jumlah atau besaran yang bernilai kategorikal. Pengertian yang lainnya adalah karakteristik obyek yang dapat diklasifikasikan ke dalam sekurang-kurangnya dua klasifikasi. Sedangkan menurut Kerlinger di dalam Emory dan Coper (1991), variabel adalah simbol dimana suatu bilangan atau nilai diberikan pada simbol tersebut. Variabel-variabel tersebut bisa diklasifikasikan dalam beberapa jenis, diantaranya adalah:
1. Variabel diskrit dan variabel kontinyu. Nilai numerik yang diberikan pada variabel didasarkan pada sifat yang beragam. Misalnya untuk variabel yang bersifat dikotomi mempunyai 2 nilai yang menunjukkan ada atau tidak adanya sifat tertentu, contohnya pria-wanita, pengangguran-bukan pengangguran. Variabel juga bisa terdiri dari dua kategori, misalnya, suku, agama, jenis perusahaan, dan lain-lain. Semua variabelvariabel dalam bentuk kategori-kategori tersebut disebut variabel diskrit. Sedangkan pendapatan, suhu, umur, nilai ujian adalah contoh-contoh variabel kontinyu.
2. Variabel bebas (independent) dan variabel tak bebas (dependent). Jenis variabel ini terutama digunakan dalam menganalisis hubungan antara variabel, yaitu variabel tak bebas dipengaruhi oleh variabel tak bebas. Misalnya, gaya kepemimpinan (variabel bebas) akan mempengaruhi kinerja atau kepuasan kerja (variabel tak bebas).
3. Variabel nominal, ordinal, interval, dan ratio. Pengklasifikasian ini didasarkan pada tingkat pengukurannya, yang akan dijelaskan secara lengkap pada berikutnya.
4. Variabel kuantitatif dan kualitatif. Variabel kuantitatif menggunakan skala numerik atau metrik sehingga bisa ditransformasikan melalui operasi matematika dan analisis statistika yang lengkap. Sedangkan variabel kualitatif menggunakan skala non numerik (karakter atau string) atau non metrik. Teknik analisisnya, baik operasi matematika atau teknik statistikanya, relatif lebih terbatas dibandingkan variabel kuantitatif.
Variable “ is simply symbol or a concept that can assume any one of a set of values” (Davis, 1998:23). Symbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai. Contoh-contoh variable ialah: inteljen, prestasi belajar, warna, minat beli, promosi dan volume penjualan
Variable “ is simply symbol or a concept that can assume any one of a set of values” (Davis, 1998:23). Symbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai. Contoh-contoh variable ialah: inteljen, prestasi belajar, warna, minat beli, promosi dan volume penjualan
Tipe-Tipe Variabel
a. Variabel Bebas (Independent variable)
Variabel bebas merupakan variable stimulus atau variable yang mempengaruhi variable lain. Variable bebas merupakan variable yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.
Pada contoh di atas, “warna” adalah variable bebas yang dapat dimanipulasi dan dilihat pengaruhnya terhadap “minat beli”, misalnya apakah warna merah sepeda motor dapat menimbulkan minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut. b. Variabel Tergantung (dependent variable)
Variabel tergantung adalah variable yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan varibel bebas. Variabel tergantung adalah adalah variable yang faktornya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh varaibel bebas.
Pada contoh pengaruh warna terhadap minat beli sepeda motor, maka variable tergantungnya ialah “minat beli”. Seberapa besar pengaruh warna merah terhadap minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut.
Untuk meyakinkan pengaruh variable bebas warna merah terhadap minat beli maka warna merah dapat diganti dengan warna biru. Jika besaran pengaruhnya berbeda maka manipulasi terhadap varibel bebas membuktikan adanya hubungan antara varaibel bebas warna dan minat beli konsumen.
Variabel tergantung adalah variable yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan varibel bebas. Variabel tergantung adalah adalah variable yang faktornya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh varaibel bebas.
Pada contoh pengaruh warna terhadap minat beli sepeda motor, maka variable tergantungnya ialah “minat beli”. Seberapa besar pengaruh warna merah terhadap minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut.
Untuk meyakinkan pengaruh variable bebas warna merah terhadap minat beli maka warna merah dapat diganti dengan warna biru. Jika besaran pengaruhnya berbeda maka manipulasi terhadap varibel bebas membuktikan adanya hubungan antara varaibel bebas warna dan minat beli konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar